Nama : M Rizqi Cahyadi
Npm : 20208760
Kelas : 4EB03
PERUBAHAN HARGA (INFLASI)
Pengertian Inflasi
Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum
dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak
disebut inflasi, kecuali bilakenaikan tersebut meluas kepada (atau
mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dariharga barang-barang lain,
Boediono (1982: 155). Dalam praktek, inflasi dapat diamatidengan
mengamati gerak dari indek harga. Tetapi di sini harus diperhitungkan
ada tidaknya suppressed inflation
(inflasi yang ditutupi).Akibat inflasi secara umum adalah menurunnya
daya beli masyarakat karena secara rieltingkat pendapatannya juga
menurun. Jadi, misalkan besarnya inflasi pada tahun yang bersangkutan
naik sebesar 5% sementara pendapatan tetap, maka itu berarti secara riel
pendapatan mengalami penurunan sebesar 5% yang akibatnya relatif akan
menurunkandaya beli sebesar 5% juga, Putong (2002: 254).
Rumus Menghitung Inflasi
Adapun rumus untuk menghitung inflasi adalah:
1. In = IHKn+IHKn-1 X 100 %
IHKn-1
2. In = DFn + DFn -1 X 100 %
DFn -1
In adalah inflasi, IHK n adalah harga konsumen tahun dasar (dalam hal
ini nilainya 100,IHK n-1 adalah indeks harga konsumen tahun berikutnya.
Df n adalah GNP atau PDB deflator tahun berikutnya, Df n-1 adalah GNP
atau PDB deflator tahun awal (sebelumnya).
C Jenis Inflasi
1. Berdasarkan sifatnya. Berdasarkan sifatnya inflasi dibagi menjadi 4
kategori utama,Putong (2002: 260), yaitu:
a) Inflasi merayap/rendah (creeping Inflation), yaitu inflasi yang
besarnya kurangdari 10% pertahun.
b) Inflasi menengah (galloping inflation) besarnya antara 10-30%
pertahun.
c) Inflasi berat (high inflation), yaitu inflasi yang besarnya antara
30-100% pertahun.
d) Inflasi sangat tinggi (hyper inflation), yaitu inflasi yang ditandai
oleh naiknyaharga secara drastis hingga mencapai 4 digit (di atas 100%).
2. Berdasarkan sebabnya inflasi dibagi menjadi 2, Putong (2002: 260),
yaitu:
a. Demand Pull Inflation. Inflasi ini timbul karena adanya permintaan
keseluruhanyang tinggi di satu pihak, di pihak lain kondisi produksi
telah mencapaikesempatan kerja penuh (full employment), akibatnya adalah
sesuai denganhukum permintaan, bila permintaan banyak sementara
penawaran tetap, makaharga akan naik.
b. Cost Push Inflation. Inflasi ini disebabkan turunnya produksi karena
naiknya biaya produksi (naiknya biaya produksi dapat terjadi karena
tidak efisiennya perusahaan,nilai kurs mata uang negara yang
bersangkutan jatuh / menurun, kenaikan harga bahan baku industri, adanya
tuntutan kenaikan upah dari serikat buruh yang kuatdan sebagainya).
Akibat dari kedua macam inflasi tersebut, dari segi kenaikan harga
output, tidak berbeda, tetapi dari segi volume output (GDP riil) ada
perbedaan.
Berdasarkan asalnya inflasi dibagi menjadi 2, Putong (2002: 260), yaitu:
a. Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation) yang
timbul karenaterjadinya defisit dalam pembiayaan dan belanja negara yang
terlihat padaanggaran belanja negara.
b. Inflasi yang berasal dari luar negeri, karena negara-negara yang
menjadi mitradagang suatu negara mengalami inflasi yang tinggi,
harga-harga barang dan jugaongkos produksi relatif mahal, sehingga bila
terpaksa negara lain harus mengimpor barang tersebut maka harga jualnya
di dalam negeri tentu saja bertambah mahal.
D. Teori Inflasi
Secara garis besar ada 3 (tiga) kelompok teori mengenai inflasi. Ketiga
teori itu adalah,Boediono (1982: 169-170):
1. Teori Kuantitas (persamaan pertukaran dari Irving Fisher: MV=PQ)Teori
kuantitas adalah teori yang paling tua mengenai inflasi, namun teori
ini masihsangat berguna untuk menerangkan proses inflasi di zaman modern
ini, terutama dinegara-negara yang sedang berkembang. Teori ini
mengatakan bahwa penyebabutama dari inflasi adalah:
a. Pertambahan jumlah uang yang beredar
b. Psikologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga-harga
(expectations) dimasa mendatang.
Tambahan jumlah uang beredar sebesar x% bisa menumbuhkan inflasi kurang
darix%, sama dengan x% atau lebih besar dari x%, tergantung kepada
apakah masyarakattidak mengharapkan harga naik lagi, akan naik tetapi
tidak lebih buruk daripadasekarang atau masa-masa lampau, atau akan naik
lebih cepat dari sekarang, ataumasa-masa lampau.
Teori KeynesTeori Keynes mengatakan bahwa inflasi terjadi karena
masyarakat hidup di luar bataskemampuan ekonomisnya. Teori ini menyoroti
bagaimana perebutan rezeki antaragolongan-golongan masyarakat bisa
menimbulkan permintaan agregat yang lebih besar daripada jumlah barang
yang tersedia (yaitu, apabila timbul inflationary gap).
Selama inflationary gap tetap ada, selama itu pula proses inflasi
berkelanjutan. Teoriini menarik karena:
1. Menyoroti peranan system distribusi pendapatan dalam proses inflasi,
2. Menyarankan hubungan antara inflasi dan faktor-faktor non-ekonomis.
3. Teori strukturalisTeori strukturalis adalah teori mengenai inflasi
yang didasarkan atas pengalaman dinegara-negara Amerika Latin. Teori ini
memberikan tekanan pada ketegaran(inflexibilities) dari struktur
perekonomian negara-negara sedang berkembang. Teoristrukturalis adalah
teori inflasi jangka panjang. Disebut teori inflasi jangka panjangkarena
inflasi dikaitkan dengan faktor-faktor structural dari perekonomian
(yang,menurut definisi, faktor-faktor ini hanya bisa berubah secara
gradual dan dalam jangka panjang). Menurut teori ini, ada 2 (dua)
ketegaran utama dalam perekonomiannegara-negara sedang berkembang yang
bisa menimbulkan inflasi.
a. Ketegaran yang pertama berupa ³ketidakelastisan´ dari penerimaan
ekspor, yaitunilai ekspor yang tumbuh secara lamban dibanding dengan
pertumbuhan sektor-sektor lain. Kelambanan ini disebabkan karena :
1. Harga di pasar dunia dari barang-barang ekspor negara tersebut makin
tidak menguntungkan dibanding dengan harga barang-barang impor yang
harusdibayar.
2. Supply atau produksi barang-barang ekspor yang tidak responsive
terhadapkenaikan harga (supply barang-barang ekspor yang tidak elastis).
Kelambanan pertumbuhan ekspor ini berarti kelambanan kemampuan untuk
mengimpor barang-barang yang dibutuhkan untuk konsumsi maupun untuk
investasi.Akibatnya, negara tersebut terpaksa mengambil kebijaksanaan
pembangunanyang menekankan pada penggalakan produksi dalam negeri dari
barang yangsebelumnya diimpor (import substitution strategy).
b. Ketegaran yang kedua berkaitan dengan ketidakelastisan dari supply
atau produksi bahan makanan di dalam negeri.
E. Biaya Inflasi
Biaya Inflasi yang diharapkan muncul karena hal-hal sebagai berikut,
Putong (2002:262-263):
1. Shoe leather cost (biaya kulit sepatu) adalah istilah yang menyatakan
bahwa bilainflasi sesuai dengan harapan maka relatif penetapan suku
bunga bank akan lebih besar dari tingkat inflasi.
2. Menu cost (biaya menu), yaitu biaya yang muncul karena perusahaan
harus seringmengubah harga dan itu berarti harus mencetak dan
mengedarkan katalog baru.
3. Complaint and opportunity loss cost (biaya komplain dan hilangnya
kesempatan).Bila perusahaan dengan sengaja tidak mau mengganti katalog
baru, maka perusahaanakan mengalami kerugian karena harga akan naik
sementara perusahaan menjualdengan harga lama. Bila tidak sengaja, maka
perusahaan akan mendapat komplaindari pelanggan karena harga tidak
sesuai dengan catalog (khusus untuk Negara yangkonsumerismenya relative
sangat baik).
4. Biaya perubahan peraturan/undang-undang pajak.
5. Biaya ketidaknyamanan hidup.Biaya inflasi yang tidak diharapkan:
· Redistribusi pendapatan antara debitor dengan kreditor.
· Penurunan nilai uang pensiunan.
F Dampak Inflasi
1. Bila harga barang secara umum naik terus-menerus, maka masyarakat
akan panik,sehingga perekonomian tidak berjalan normal, karena di satu
sisi ada masyarakatyang berlebihan uang memborong barang, sementara yang
kekurangan uang tidak bisa membeli barang, akibatnya negara rentan
terhadap segala macam kekacauanyang ditimbulkannya.
2. Sebagai akibat dari kepanikan tersebut maka masyarakat cenderung
untuk menarik tabungan guna membeli dan menumpuk barang sehingga banyak
bank di rush,akibatnya bank kekurangan dana dan berdampak pada tutup
atau bangkrut, ataurendahnya dana investasi yang tersedia.
3. Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harga untuk
memperbesar keuntungan dengan cara mempermainkan harga di pasaran,
sehingga harga akan terusmenerus naik.
4. Distribusi barang relatif tidak adil karena adanya penumpukan dan
konsentrasi produk pada daerah yang masyarakatnya dekat dengan sumber
produksi dan yangmasyarakatnya memiliki banyak uang.
5. Bila inflasi berkepanjangan, maka produsen banyak yang bangkrut
karena produknyarelatif akan semakin mahal sehingga tidak ada yang mampu
membeli.
6. Jurang antara kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin nyata yang
mengarah pada sentimen dan kecemburuan ekonomi yang dapat berakhir pada
penjarahan dan perampasan.
7. Dampak positif dari inflasi adalah bagi pengusaha barang-barang mewah
(highend)yang mana barangnya lebih laku pada saat harganya semakin
tinggi (masalah prestise).
8. Masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumsi, produksi akan
diusahakanseefisien mungkin dan konsumtifisme dapat ditekan.
9. Inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri kecil dalam
negeri menjadisemakin dipercaya dan tangguh.
10. Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan
tergerak untuk melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau
membuka usaha,Putong (2002: 263-264).
G Cara Mencegah dan Mengatasi Inflasi
Dengan menggunakan persamaan Irving Fisher MV=PQ, dapat dijelaskan bahwa
inflasitimbul karena MV naik lebih cepat daripada Q. Jadi untuk
mencegah inflasi variabel Matau V harus dikendalikan, lalu volume Q
ditingkatkan. Untuk mengatur M, V, dan Qdapat dilakukan dengan berbagi
kebijakan Nopirin (2005: 34-35), yaitu:
1. Kebijaksanaan Moneter
· Mengatur jumlah uang yang beredar (M). Salah satu komponennya adalah
uang giral. Uang giral dapat terjadi dalam dua cara, yaitu seseorang
memasukkan uangkas ke bank dalam bentuk giro dan seseorang memperoleh
pinjaman dari bank berbentuk giro, yang kedua ini lebih inflatoir. Bank
sentral juga dapat mengatur uang giral dengan menaikkan cadangan
minimum, sehingga uang beredar lebihkecil. Cara lain yaitu menggunakan
discount rate.
· Memberlakukan politik pasar terbuka (jual/beli surat berharga), dengan
menjualsurat berharga, bank sentral dapat menekan perkembangan jumlah
uang beredar.
2. Kebijakan FiskalDengan cara pengurangan pengeluaran pemerintah serta
menekan kenaikan pajak yang dapat mengurangi penerimaan total, sehingga
inflasi dapat ditekan.
3. Kebijakan yang Berkaitan dengan OutputDengan menaikkan jumlah output
misal dengan cara kebijaksanaan penurunan beamasuk sehingga impor barang
meningkat atau penaikan jumlah produksi, bertambahnya jumlah barang di
dalam negeri cenderung menurunkan harga.
4. Kebijaksanaan Penetuan Harga dan IndexingDengan penentuan ceiling
harga, serta mendasarkan pada indeks harga tertentu untuk gaji/upah
(dengan demikian gaji/upah secara riil tetap). Kalau indeks harga
naik,maka gaji/upah juga naik, begitu pula kalau harga turun.
5. Sanering Sanering berasal dari bahasa Belanda yang berarti
penyehatan, pembersihan,reorganisasi. Kebijakan sanering antara lain:
Penurunan nilai uang, Pembekuansebagian simpanan pada bank ± bank dengan
ketentuan bahwa simpanan yangdibekukan akan diganti menjadi simpanan
jangka panjang oleh pemerintah.
6. DevaluasiDevaluasi adalah penurunan nilai mata uang dalam negeri
terhadap mata uang luar negeri. Jika hal tersebut terjadi biasanya
pemerintah melakukan intervensi agar nilaimata uang dalam negeri tetap
stabil. Istilah devaluasi lebih sering dikaitkan denganmenurunnya nilai
uang satu negara terhadap nilai mata uang asing. Devaluasi jugamerujuk
kepada kebijakan pemerintah menurunkan nilai mata uang sendiri terhadap
mata uang asing.